Eksposindo.com | Bagi yang suka membaca buku ataupun pegiat literasi, sebuah komunitas literasi di Belopa menghadirkan Lapak Baca Gratis. Hadir 2 kali seminggu setiap sore di Lapangan Andi Djemma Belopa Kabupaten Luwu.
Lapak Baca ini sendiri merupakan kegiatan yang digagas oleh Jurais Ahmadi, merupakan founder Dekker Baca Rakyat (Debara) dengan melapak buku bacaan gratis setiap hari Senin dan Kamis di Depan Kantor Bupati Luwu.
Dengan adanya lapak ini yang tidak jauh dari jogging trac, menjadi suguhan literasi bagi masyarakat yang menghabiskan waktu olahraga di sore hari.
“Kita hadir setiap Senin dan Kamis, banyak yang singgah dari muda-mudi yang olahraga. Di sini juga kita menyiapkan air minum gratis bagi pengunjung yang singgah,” tutup Jurais.
Terpisah, Sekretaris Perpustakaan Kabupaten Luwu Kadirman menambahkan jika LBG hadir merupakan hasil kolaborasi Debara dengan Dinas Perpustakaan.
“Dinas perpustakaan membina beberapa aktivis, pegiat literasi. Salahsatunya, Debara ini. Jadi ini merupakan kolaborasi Perpustakaan dengan Debara,” ucap Kadirman.
Sementara itu Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Luwu, Hendra yang mampir untuk membaca buku di Lapak Buku Gratis (LBG) Depan Kantor Bupati Luwu pada Senin, (29/1) Sore juga memberikan apresiasi atas ide cerdas tersebut.
Saat dihampiri, Hendra nampak menguliti buku dengan judul ‘Mengenal Budaya Daerah Indonesia’. Sembari membaca, Hendra nampak sesekali berbincang dengan pengunjung yang ada terkait Budaya di Luwu.
Menurut Hendra, Kabupaten Luwu kaya akan budaya. Sehingga perlu mendorong aktifnya literasi di tengah masyarakat hingga pada tingkat paling bawah, agar generasi muda lebih banyak mengenal kekayaan budaya sendiri.
“Saya memang suka membaca. Literasi itu sangat penting. Kita bisa mengetahui sejarah, budaya kita dengan utuh itu karena adanya buku,” Kata Hendra.
Adanya Lapak Baca Gratis ini kata Hendra, merupakan trobosan yang baik dari Debara yang bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan.
“Kita perlu mendukung, karena ini bisa menjadi media masyarakat untuk mengenal budaya-budaya yang ada di Kabupaten Luwu. Kalau perlu, ini bisa dikembangkan agar bisa menyasar sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Luwu,” ungkap Hendra. (*)