Banner 728x250
Bencana Alam

2 Jam Terombang-ambing Oleh Banjir Bandang, Pemuda Ini Selamat Karena Keajaiban

×

2 Jam Terombang-ambing Oleh Banjir Bandang, Pemuda Ini Selamat Karena Keajaiban

Sebarkan artikel ini

Eksposindo.com — Banjir Bandang yang menghantam Luwu Utara Senin 13 Juli 2020, menyisahkan banyak cerita bagi korban yang selamat.

Aswadin (23) salah satu korban Banjir Bandang yang tinggal di Pontaden Kelurahan Bone Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara sempat terombang ambing oleh Banjir Bandang selama Dua jam.

Awalnya Aswadin bersama dengan 4 orang rekannya mengungsi ke Masjid saat air sungai mulai meluap, namun setelah sekitar 30 menit, air semakin membesar dan deras serta masuk kedalam Mesjid tempat mereka berlindung.

“Air di halaman Mesjid waktu itu sudah mencapai 3 meter banyak warga hanyut serta yang didalam rumah berteriak sambil meminta tolong, namun apa dayaku saat itu saya juga berusaha menyelematkan diri, saya hanya mampu berdoa dalam hati sambil mengucapkan Lailahaillallah” tutur Aswadin.

Baca Juga:  UKM PAL Kehutanan UNHAS Kirim Bantuan Untuk Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Ia menceritakan, waktu dirinya  berlindung dalam Mesjid, Atap Mesjid hanyut dibawa air sehingga Haswadin memutuskan untuk berenang menuju atap rumah warga yang belum terbawa air, namun baru beberapa menit rumah itupun hanyut terbawa banjir.

“Saya sempat berlindung diatas atap rumah warga tapi baru beberapa menit rumah itupun hanyut, akhirnya saya berenang lagi  menuju pohon Bambu yang ada disekitar rumah itu, sekitar 1 jam saya berlindung disitu tapi karena tingginya air dan sangat deras, bambu itupun juga rebah dan terbawa Banjir” ucap Aswadin sambil meneteskan air mata menceritakan perjuangan hidupnya melawan Banjir Bandang, Kamis 23 Juli 2020.

Baca Juga:  KKB Serahkan Bantuan Banjir Bandang Luwu Utara ke Posko Relawan Pemuda Bua

Dengan suara sedih Aswadin menceritakan kalau setelah pohon Bambu itu hanyut dia  kemudian terbawa arus kesungai dan berusaha berenang ditengah derasnya banjir dan hantaman kayu gelondongan yang datang terbawa air dan membuat tubuhnya luka-luka.

“Waktu itu saya sudah pasrah, saya serahkan hidupku kepada Allah SWT saat itu, sudah tidak bisa meminta tolong, kecuali mengucap kata Lailahaillallah, tak terhitung kata Lailahaillallah keluar dari mulut saya sekitar 30 menit saya terombang ambing oleh air dan hantaman kayu-kayu yang hanyut”, ucapnya sedih.

Baca Juga:  Pasca Longsor Latimojong, Tim PUPR Luwu Tinjau Kondisi Jalan

Lanjut Aswadin, sampai akhirnya ada sebuah kayu yang lewat di depannya dan kemudian naik keatas kayu tersebut, kayu tersebut seolah-olah datang menyelamatkan nyawanya sampai akhirnya kayu tersebut tersangkut dan mengarah ketempat yang lebih dangkal.

“Setelah kayu yang saya tempati tersangkut ditempat yang agak aman, datanglah warga untuk menyelamatkan saya dan membawaku ketempat yang lebih aman, Terima kasih banyak ya Allah atas pertolonganmu” tutur Aswadin sambil mengusap air matanya.

Banjir Bandang yang menimpa Luwu Utara ini menelan puluhan korban jiwa, sampai berita ini diturunkan sudah ada 38 korban banjir ditemukan oleh Tim SAR gabungan dalam keadaan tidak bernyawa lagi. (dam)