Banner 728x250
Pertanian

MPC PP Luwu Realisasikan Program Pendampingan Kelompok Tani Pemuda

×

MPC PP Luwu Realisasikan Program Pendampingan Kelompok Tani Pemuda

Sebarkan artikel ini

Eksposindo.com — Kelompok Tani Pemuda, merupakan satu dari beberapa program pendampingan Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila Kabupaten Luwu, yang akan segera terealisasi.

Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Luwu, Muh Ahkam Basmin mengatakan, program ini lahir dari hasil musyawarah MPC PP Luwu.

“Sebenarnya ada beberapa kegiatan yang sedang kita rancang, di antaranya Workshop Pemuda Kreatif, Komunitas Trail, Pancasila Camp, dan Pendampingan Kelompok Tani Pemuda. Nah, pemberdayaan lahan KTP ini yang sedang kita tuntaskan terlebih dahulu,” kata Ahkam, Minggu, 10 Mei 2020.

Ahkam bersama pengurus MPC Pemuda Pancasila Luwu, sore tadi meninjau lahan sawah yang dikelola Kelompok Tani Kulara, binaan Dinas Pertanian Kabupaten Luwu. Kelompok Tani ini terletak di Desa Pamesakang, Kecamatan Bua. Lokasi tersebut sengaja dipilih, karena petani penggarapnya mampu bertahan ditengah banyaknya kendala. Seperri sulitnya mendapatkan air. Maklum, petani di daerah ini masih menggandalkan tadah hujan untuk pengairan.

Baca Juga:  Peningkatan Sumber Daya Manusia, dan Pengangkatan Honorer Menjadi PPPK Jadi Program Kerja BKPSDM Luwu Tahun 2023

“Kami lama berdiskusi dengan para petaninya. Mereka bercerita bagaimana sulitnya mendapatkan air untuk mengairi sawah. Belum lagi ancaman hama dan kekurangan pupuk. Namun, mereka tetap bertahan dan mengerahkan segala potensi yang ada,” tutur Ahkam.

Dirinya berharap, Kelompok Tani Kulara bisa bersinergi dengan MPC Pemuda Pancasila Luwu untuk mewujudkan program Kelompok Tani Pemuda. Dan program KTP ini, diharapkan dapat berjalan maksimal dan tepat sasaran.

Sementara itu, Hidayat, Ketua Kelompok Tani Kulara, meminta MPC Pemuda Pancasila Luwu untuk membantu petani di daerahnya mengatasi kesulitan air untuk pengairan sawah. Selama ini kata dia, petani di Desa Pamesakang hanya mengandalkan tadah hujan dan mempompa air sungai jika sedang kemarau.

Baca Juga:  Ratusan Hektar Sawah di Kamanre Gagal Panen, Petani Harap Pemerintah Bisa Berikan Perhatian Khusus

“Tidak ada irigasi, kami tadah hujan dan memompa air dari sungai. Biayanya dikumpul dari semua petani, untuk beli bahan bakar dan menyewa mesin,” ujar Hidayat.

Dulunya, sambung Hidayat, sawah yang dikelola Kelompok Tani Kulara, adalah hutan. Mereka butuh waktu dua tahun untuk menyulapnya menjadi sawah produktif.

“Waktu itu memang cukup sulit, termasuk mendapatkan bantuan dari pemerintah. Walaupun sudah mencoba bermohon, tapi selalu gagal,” katanya.

Kini, setelah mendapatkan pendampingan dari MPC Pemuda Pancasila Luwu, Hidayat berharap agar lahan sawah seluas 15 hektar yang dikelola bersama rekan-rekannya tersebut, bisa semakin berkembang dan bernilai ekonomis. (*)