Banner 728x250
LuwuNews

Kisah Cinta Menteri Pertanian RI, Ditolak Oleh Putri Ibu Kost

×

Kisah Cinta Menteri Pertanian RI, Ditolak Oleh Putri Ibu Kost

Sebarkan artikel ini

Luwu Eksposindo.com — Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman cerita masa lalunya didepan para tamu saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Luwu, Senin 11 Maret 2019.

Dalam rangkaian kunjungan kerjanya selain menyerahkan sejumlah bantuan, di hadapan belasan ribu tamu, mulai dario petani sampai pejabat Mentan Andi Amran Sulaiman menceritakan kisah masa sulit hidupnya semasa duduk dibangku kuliah di Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.

Kisah hidup yang sangat inspiratif tersebut diceritakan saat menyapa dan memanggil beberapa teman saat kuliah di Unhas yang saat ini mengabdi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Luwu, untuk naik keatas tribun utama.

Ada lima orang sahabat yang dipanggil naik keatas tribun utama, dan salah satunya adalah bapak Tandi Radja yang saat ini menjabat sebagai Camat Bua, Kabupaten Luwu.

“Mereka inilah teman seperjuangan saya, mereka sangat paham dengan kondisi saya yang serba kekurangan, mereka jugalah yang banyak membantu saya, khususnya soal makanan,” ucap Andi Amran Sulaiman sambil tersenyum.

Baca Juga:  Tidak Mampu Merinci, Banggar DPRD Luwu Tolak Rencana Pinjaman Pemkab Luwu Sebesar Rp. 200 Milliar

Andi Amran juga mengisahkan, bahwa, karena kondisi hidup saya waktu itu boleh dikata serba kekurangan jadi saya terkadang menyiasatinya, saya kerap hanya mengkonsumsi sayur kangkung yang saya petik sendiri di sekitar rumah kost dan sesekali menikmati ikan yang ditangkap dari danau yang berada di lingkungan kampus UNHAS.

“Saya itu juga biasa membantu teman-teman saya ini cuma bantunya beda, saya bantu mereka jika ada tugas kuliah, tetapi jika soal makanan merekalah yang banyak membantu saya,” tutur Andi Amran.

Dulu waktu kuliah walau dalam kondisi yang sulit, saya juga tidak ingin ketinggalan dalam soal asmara. Seperti mahasiswa lainnya, kebetulan ada anak gadis pemilik kost, boleh dikata lumayanlah pada waktu itu, dengan mencoba mendekati dan “Nembak” anak ibu kost.

“Namun untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, cinta saya ditolak oleh anak ibu kost”. Sontak ribuan para undangan tertawa mendengar kisah Andi Amran ini.

Baca Juga:  Pj Walikota Palopo Hadiahkan Sepeda Untuk Nabil, Siswa SMKN 2 Yang Jalan Kaki 10 Kilometer Menuju Sekolah

Namun tidak sampai disitu Andi Amran kemudian melanjutkan ceritanya bahwa, mungkin karena saya saat itu dipandang sebagai orang miskin, karena mata ibu kost saya saat itu melotot dan melihat sendal jepit yang saya gunakan dua warna, sendal sebelah kiri dan kanan beda warnanya,” ucapnya.

Namun kisah penolakan cintanya itu tidak membuat kakak kandung Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman ini menaruh dendam. Suatu saat, gadis yang pernah menolaknya itu mengalami masalah rumah tangga. “Dan Alhamdulillah, semua permasalahannya dapat terselesaikan karena bantuan saya,” tutur alumni SMA Negeri Lappariaja, Bone ini.

Ada dua guru yang patut diapresiasi adalah orang yang menghina dan orang yang memuji. “Jadikan hinaan itu sebagai motivasi, jangan dendam karena itu hanya akan menjadi racun bagi diri kita,” ucap Andi Amran

Kisah Menteri Pertanian ini membuat Bupati Luwu Basmin Mattayang, Wakil Bupati Luwu Syukur Bijak, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, Wali Kota Palopo M Judas Amir, Wakapolda Sulsel Brigjen Pol Adnas dan para pejabat lainnya serta ribuan petani seolah hanyut dalam kisah sang menteri.

Baca Juga:  Ketahui ; Ini 4 Titik Pos Pelayanan Polres Luwu Jelang Nataru

Menteri pertanian ini juga sempat memberi motivasi kepada petani agar lebih giat bekerja. “Jika ada petani yang ketika matahari sudah terbit namun masih berada di rumah maka dia masuk dalam kategori petani makuttu (malas), karena untuk hidup kita butuh kerja.

Menteri pertanian sempat memberikan pesan bahwa, lahir sebagai orang miskin adalah hal yang tak dapat terhindarkan, tetapi hidup dalam kondisi miskin adalah sebuah pilihan.

Diakhir sambutannya Andi Amran, menekankan bahwa, kita boleh lahir sebagai orang miskin, tetapi jangan mati dalam kondisi miskin. Olehnya itu, mari kita bekerja keras demi hidup yang lebih baik,” kata alumni Pasca Sarjana Pertanian Unhas tahun 2003 ini.