Banner 728x250
News

SPBU di Luwu “Tambang Minyak” Bagi Pelangsir Solar Subsidi

×

SPBU di Luwu “Tambang Minyak” Bagi Pelangsir Solar Subsidi

Sebarkan artikel ini

Eksposindo.com | Antrian kendaraan roda empat yang berbahan bakar Solar atau Panter merupakan pemandangan yang rutin  kita lihat setiap harinya hampir di semua SPBU atau sering disebut Stasiun Pompa Bensin yang ada di Luwu.

Antrian ini mereka lakukan guna untuk membeli BBM Subsidi jenis Solar, yang kemudian dipindahkan ke jerigen yang telah mereka siapkan. 

Kendaraan ini akan masuk berulang-ulang ke SPBU untuk membeli BBM Solar Subsidi. Bahkan ada juga diantara kendaraan tersebut telah merakit tangki BBM mobilnya agar isinya lebih banyak. 

Selain itu, ada beberapa kendaraan yang parkir di area SPBU yang mengangkut belasan jerigen untuk diisi langsung di SPBU.

Kegiatan ini telah berlangsung cukup lama dan sepertinya oknum karyawan dan oknum pengawas SPBU diduga bekerja sama dengan pelangsir BBM tersebut karena para pelansir baik menggunakan kendaraan roda empat maupun menggunakan jerigen ini sangat leluasa membeli Solar Subsidi di SPBU.

Baca Juga:  Peringati HUT RI ke-78 Kecamatan Belopa Gelar Pentas Seni dan Olahraga 

Hal ini telah banyak dikeluhkan oleh baik para supir angkutan umum atau truk bahkan keluhan itu juga datang dari para petani dan nelayan, namun keluhan tersebut seolah seperti angin lalu saja.

Karena para pelangsir Solar Subsidi sangat bebas tanpa ada teguran atau hukuman baik dari pihak Pertamina maupun dari pihak APH ke SPBU atau ke para pelangsir membuat bisnis Bahan Bakar Minyak (BBM) ilegal jenis solar di Kabupaten Luwu ini kian berkembang. 

Peluang bagi pelangsir solar subsidi untuk menambah pundi-pundi rupiahnya semakin terbuka lebar. Kuat dugaan baik pelangsir, pengawas dan karyawan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) diduga ada kerjasama bagi hasil untuk memuluskan aksinya.

Dari data yang dihimpun media para pelangsir ini nantinya akan menjualnya ke pengumpul Solar Subsidi atau gudang penampungan. Sementara penampung atau pembeli Solar Subsidi dari pelangsir ini nantinya akan mereka jual ke perusahaan-perusahaan yang ada di Sulawesi tengah.

Baca Juga:  Tim SAR Akan Lakukan Operasi Pencarian Orang Hilang Selama 7 Hari di Kamanre Luwu

Masyarakat umum prioritas atas penerima BBM subsidi pemerintah tersebut semakin terpojok. Pengguna jalan umum alias sopir-sopir truck terpaksa harus antri berjam-jam guna mendapatkan pasokan bahan bakarnya. 

Seperti pantauan media di salahsatu SPBU di Luwu, pada 18 Juni 2024 kemarin. Antrian panjang mobil truck dan mobil angkutan umum menular hingga ke jalan poros Palopo-Belopa.

Seorang sopir mobil truck asal Luwu Timur, Sudirman mengaku dirinya sudah hampir empat jam berada dalam barisan antrian. “Sudah empat jam ada disini antri, ini belum juga mendekat ke mesin SPBU, solarnya susah pak,” katanya.

Meski demikian, Bapak dua orang anak ini terpaksa bertahan dalam antrian, lantaran persediaan bahan bakarnya tidak cukup lagi menjangkau tempat tujuan selanjutnya. “Ini saya mau lanjut ke Siwa, tapi stok di tangki sudah hampir habis,” pungkas Sudirman.

Baca Juga:  BEM IKB KJP Kecam Tindakan Represif Kepolisian Palopo Terhadap Mahasiswa 

Senada dengan Sudirman, Sofyan seorang nelayan juga mengeluhkan hal yang sama. Untuk mendapatkan pasokan bahan bakar keperluan berlaut, ia harus rela mengantri berjam-jam. Antrian tersebut juga harus disertai surat rekomendasi Dinas Perikanan untuk pembelian solar jenis subsidi.

“Kalau datang disini antri, kita nelayan harus bawa surat rekomendasi dari pemerintah, kalau tidak ada surat kadang susah dapat solar,” keluh Sofyan.

Meski nelayan sudah disertai surat rekomendasi, petugas SPBU masih saja mendahulukan antrian jerigen yang diduga milik para pelansir solar tersebut. Sofyan mangaku, sulitnya mendapatkan solar subsidi pemerintah di SPBU sudah terjadi sejak satu bulan lalu. (*)