Banner 728x250
Lingkungan

Kayu Lara, Tumbuhan Endemik Yang Dilestarikan Oleh Belanda di Gunung Simoma Luwu Pada Zaman Penjajahan

×

Kayu Lara, Tumbuhan Endemik Yang Dilestarikan Oleh Belanda di Gunung Simoma Luwu Pada Zaman Penjajahan

Sebarkan artikel ini

Eksposindo.com | Beberapa hari ini Kabupaten Luwu dihebohkan dengan adanya oknum yang menorobos dan membuat jalan di tengah Hutan Penelitian dan Wisata di Gunung Simoma Desa Temboe Kecamatan Larompong Selatan dimana di dalamnya terdapat jenis Kayu Lara yang dijaga kelestariannya.

Parahnya lagi oknum tersebut memasukan alat berat berupa Excavator dan menebang jenis Kayu Lara yang ada di lokasi hutan tersebut.

Kayu yang bernama Botanis  Metrosideros  spp ini tersebar di  Sulawesi dan Maluku

Baca Juga:  Rangkaian Hari Bakti Adhyaksa, Kejaksaan Luwu Hijaukan Ruang Publik Melalui Penanaman Pohon

Kayu ini termasuk famili  Myrtaceae.

Menurut cerita masyarakat setempat, Hutan ini sudah ada  sejak zaman Belanda bercokol di Tana Luwu, dengan luasan diatas 60 hektar. 

Area hutan ini sengaja ditanami Kayu Lara, sejenis kayu besi berkelas 1, dimana manfaat kayu itu oleh pihak Belanda akan digunakan untuk kepentingan pembangunan Jembatan dan Tiang Listrik.

Pohon ini dapat mencapai tinggi 40 me­ter dan garis tengah batang lebih kurang 1 meter. Batangnya berbanir, kadang-kadang sampai 2 meter tingginya. Cabang dan rantingnya berbulu seperti be­ludru berwarna kelabu, kulit luarnya kelabu atau ke­labu kemerah-merahan, beralur dangkal, mengelupas tebal-tebal agak besar, kulit hidupnya tebal, yakni 4 – 10 milimeter, penampangnya kekuning-kuningan sampai merah muda, dan terasnya cokelat gelap. Daunnya berbentuk elips atau lanset meruncing de­ngan pangkal meruncing, ujung lancip, serta mempu­nyai sel-sel minyak berupa bintik-bintik bening.

Baca Juga:  Kapolres Benarkan Sudah Lakukan Pengumpulan Bahan Keterangan Terkait Hutan Simoma

Kayu lara termasuk kayu berat dengan bobot jenis 0,98 – 1,23, kelas kuat I, dan kelas awet I; gubalnya putih keabu-abuan; terasnya kelabu atau kehitam-hi­taman dengan selang-seling warna atau garis-garis hi­tam gelap; teksturnya halus dengan serat yang bersi­lang; kayunya sangat keras dan agak sulit digergaji ataupun diserut. 

Kayu Lara baik sekali untuk konstruksi berat, tiang-tiang jembatan, tiang transmisi dan bantalan rel kereta api. (*)